20 Okt 2009



ADAKAH BANGUNAN TAHAN GEMPA?

Runtuhnya banyak bangunan di Sumatera Barat saat terjadi gempa 7.6 SR pada tanggal 30 September 2009, mengingatkan kembali kepada kita semua tentang pentingnya bangunan-bangunan didesain tahan gempa. Selayaknya semua bangunan, baik bangunan publik maupun bangunan rumah tinggal, bertingkat atau satu lantai semuanya didesain tahan gempa. Hal ini disebabkan karena Indonesia berada pada daerah rawan gempa

Telah disepakati secara umum bahwa secara ekonomis tidak layak untuk merencanakan bangunan agar dapat menahan gempa besar secara elastis, maka konsep perencanaan bangunan tahan gempa selayaknya adalah:
1. Pada pembebanan gempa kecil yang sering terjadi, tidak boleh terjadi kerusakan struktur dan non struktur (dapat segera dipakai, dalam keadaan serviceability limit state, immediate occupancy)
2. Pada pembebanan gempa sedang yang kadang-kadang terjadi, struktur masih dapat diperbaiki (damage control limit state, limited damage)
3. Pada pembebanan gempa besar yang jarang terjadi, struktur tidak boleh runtuh (life safety)

Untuk bangunan rumah tinggal yang bertingkat, biaya bangunan konstruksi tahan gempa dibandingkan dengan bangunan yang dikerjakan dengan ‘kebiasaan’ (non engineered building) tidak berbeda jauh. Apalagi bangunan rumah tinggal biasanya diborongkan total ke mandor dengan harga persatuan meter persegi, sehingga kualitas tidak begitu diperhatikan. Kalaupun lebih mahal, keuntungan yang didapat jauh lebih besar. Tinggal di rumah yang sudah didesain tahan gempa jauh lebih tenang dan aman dibandingkan tinggal di rumah yang dikerjakan berdasarkan ‘kebiasaan’ (baca:percaya mandor dan tukang)

Bangunan bertingkat biasanya memang didesain dengan memasukkan beban gempa. Akan tetapi akhir-akhir ini sudah mulai banyak mengabaikan kaidah-kaidah bangunan tahan gempa. Misalnya, bangunan didesain dengan tidak menjaga keteraturan system struktur. Contohnya adalah kolom yang tidak menerus ke pondasi (ketidaksinambungan vertical). Masih ada perencana yang mengijinkan membuat kolom di atas balok, tidak menerus ke konstruksi bawah.
Disamping itu, dalam pelaksanaan banyak yang mengabaikan perlunya pendetailan yang benar pada pertemuan balok dan kolom. Pemasangan sengkang dan penempatan sambungan lewatan tulangan yang salah merupakan hal yang paling sering terjadi dilapangan. Ketebalan penutup beton (deking) juga sering diabaikan.

Untuk memeriksa apakah bangunan sudah didesain tahan gempa, saat ini sudah ada cara evaluasi cepat system rangka pemikul momen tahan gempa (SRPM Tahan Gempa) seperti yang diuraikan oleh Prof. Rachmat Purwono, Guru Besar ITS, dalam makalah yang disampaikan dalam seminar dan Pameran HAKI 2007, dapat dibaca selengkapnya disini.

Dalam prakteknya di lapangan banyak ditemukan desain yang secara kasat mata tidak mengikuti kaidah bangunan tahan gempa. Ada desainer villa mewah membuat kolom dari kayu untuk menopang konstruksi beton di atasnya. Ada desain yang dibuat tidak sentris, balok induk tidak bertemu dengan kolom. Perhitungan konstruksi ‘dipaksa’ mengikuti keinginan artistik. Ada juga insinyur sipil yang dengan enteng menjawab ‘bisa saja’ ketika ditanya orang yang awam struktur : bolehkah kolom ditingkat atas lebih besar daripada kolom dibawahnya? Dan yang paling banyak terjadi adalah ketidak sesuaian antara desain struktur dengan pelaksanaan di lapangan. Contohnya, konstruksi tangga selalu dibuat monolit (jepit-jepit) dengan struktur utama. Padahal tangga merupakan unsur skunder yang tidak diikutkan dalam analisa struktur portal.

1 komentar:

  1. Gempa srg kali menyisakan korban jiwa dan materi, mulai dari tangisan, sakit, kepedihan, duka lara, jeritan para korban akibat keruntuhan bangunan. Jawaban pasti dan berulang dari KITA semua adalah "kegagalan bangunan". Namun bangunan yg berdiri tegar dan menyelamatkan saudara Kita cintai juga masih ada, karna menggunakan konstruksi/pondasi ramah gempa. Mengapa tidak dari sekarang KITA semua sepakat mulai membangun dg konstruksi ramah gempa atau pondasi ramah gempa. Mari Kita peduli konstruksi ramah gempa, demi Kenyamanan dan Keamanan untuk Kita dan orang-orang terdekat yang Kita kasihi. Salam Waspada

    BalasHapus