4 Jun 2019

PENANGANAN LONGSOR PETANG SEDALAM 50 M



Akibat hujan deras dan tersumbatnya saluran irigasi di daerah Angantiga Petang menyebabkan terjadinya longsor pada tanggal 30 Nopember 2016 yang mengakibatkan jalan Raya Petang – Plaga terputus. Walaupun ada alternatif jalan lain, tetapi terputusnya jalur ini menyebabkan kesulitan bagi masyarakat disekitar dalam kegiatan kesehariannya. Mereka harus memutar kendaraannya lebih jauh dari jalur yang terputus ini.



Beradasarkan pengamatan di lokasi, jalur jalan ini berada diantara dua jurang. Jurang sisi kanan cukup dalam, hampir 50 meter. Sedangkan jurang sisi kiri sedalam kira-kira 10 meter. Sisi kanan jalan ada saluran air untuk irigasi, sementara sisi kiri pada titik longsoran tidak ada saluran air. Informasi dari masyarakat sekitar, saluran irigasi sisi kanan sempat tersumbat sampah sehingga air meluber kearah jurang. Luberan air inilah yang pada saat hujan deras mengikis dinding jurang sehingga menyebabkan longsor parah dan memutus jalur jalan raya Petang – Plaga kabupaten Badung.

Jalan raya Petang – Plaga adalah jalan propinsi, sedangkan saluran irigasi disisi kanan jalan dikelola Pemkab Badung. Informasinya pihak Pemprop Bali tidak ada anggaran bencana untuk penanganan longsoran tersebut. Ada juga informasi pemprop berencana membuat jembatan untuk menangani putusnya jalan tersebut.

Namun Pemkab Badung akhirnya mengambil inisiatif untuk menangani longsoran tersebut dengan memanfaatkan dana bencana alam. Inisiatif ini diambil karena jalan tersebut merupakan jalur utama menuju daerah wisata Plaga. Berbagai alternative dicari untuk menangani longsoran sedalam 50 meter tersebut. Dari cara konvensional dengan menggunakan pasangan batu kali dan beton bertulang, dan juga ada ide menggunakan beton pracetak sebagai dinding penahan tanah. Sambil memikirkan metode dan bahan yang digunakan, pihak PUPR Kabupaten Badung sigap dalam penanganan tanggap darurat. Akses pejalan kaki dan kendaraan roda 2 tetap harus disediakan. Mereka membuat jembatan gantung sementara dari konstruksi baja dan juga menangani air saluran irigasi yang tetap dibutuhkan masyarakat disekitarnya.

Dari berbagai alternative yang diusulkan, setelah melalui kajian bersama Jurusan Teknik Sipil  Politeknik Negeri Bali (PNB) dipilih metode penanganan longsoran dengan menggunakan material urugan tanah dan geotekstile. Pertimbangannya adalah waktu pelaksanaan yang cepat dan biayanya tidak mahal. Biaya untuk penanganan longsoran ini sekitar 3 milyar dengan waktu pelaksanaan 5 bulan. Pengadaan penyedia jasa menggunakan sistim penunjukkan langsung agar penanganannya bisa lebih cepat, jika dibandingkan dengan sistim tender. Kontraktor yang dipilih mempertimbangkan pengalamannya dan kedekatan lokasi kegiatan yang sedang berlangsung. Kontraktor yang menangani pekerjaan ini adalah PT. Dawan Sakti yang beralamat di Jl. Jayakarta Denpasar.

Kedalaman longsor yang mencapai hampir 50 meter, menyebabkan rekanan dan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung harus membuat jalan akses sementara untuk mobilisasi alat berat (excavator) dan material menuju elevasi terbawah longsoran.

Penangan longsor dengan memanfaatkan geotekstil juga digunakan untuk menangani longsor di Jl. Merdeka kota Bangli. Dengan metode pelaksanaan yang benar, maka penggunaan geotekstil sangat membantu mempercepat penanganan jalur-jalur vital yang terkena longsor.

Foto-foto pelaksanaan dapat dilihat berikut ini :



Gambar Rencana Perkuatan Tanah dengan Geotekstil



 Kondisi saat awal terjadi longsor dari arah Denpasar


 Kondisi saat awal terjadi longsor dari arah Petang




Pembuatan jembatan sementara untuk pejalan kaki dan sepeda motor



 Penangan awal longsor, bagian bawah harus diperkuat agar tidak semakin tergerus



 Pekerjaan saat progress 10%



Pekerjaan saat progress 50%



Saat urugan mencapai elevasi jalan eksisting (Progress 90%)



Urugan telah mencapai 100%




Penanganan Urugan bagian atas (elevasi jalan)



Kondisi jalan raya Denpasar – Petang setelah serah terima I pekerjaan (PHO)


Pemasangan geotekstil dan urugan tanah secara bertahap, dipadatkan dan dites (snadcone)


0 komentar:

Posting Komentar